Jumat, 06 November 2009

Rancangan Bujur Sangkar Latin untuk Percobaan Tunggal

Rancangan Bujur Sangkar Latin untuk Percobaan Tunggal
Misalnya dalam sebuah penelitian tentang pengaruh jarak tanam terhadap produksi tanaman pada lahan yang memiliki kemiringan 5% ke arah barat dan 10% ke arah selatan, dimana perlakuan yang diuji meliputi A (15x15cm); B (15x20cm); C (15x25cm) dan D (20x20cm) diperoleh data:
Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3 Lajur 4 Jumlah
Baris 1 5,69 (B) 5,69 (D) 5,70 (C) 5,70 (A) 22,78
Baris 2 5,67 (C) 5,60 (A) 5,52 (D) 5,52 (B) 22,31
Baris 3 5,59 (A) 5,58 (C) 5,50 (B) 5,50 (C) 22,17
Baris 4 5,50 (D) 5,52 (B) 5,50 (A) 5,50 (D) 22,02
Jumlah 22,45 23,39 22,22 22,22 89,28

Perlakuan Jumlah Rata-rata
A 22,39 5,5975
B 22,23 5,5575
C 22,45 5,6125
D 22,21 5,5525
Maka analisis sidik ragam untuk data tersebut diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
» Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / t 2
dimana t = jumlah baris/lajur
FK = 89,282 / 42
FK = 498,1824
» Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JKtotal = Y.kl2 - FK
dimana k = data tiap baris dan l = data tiap lajur
JKtotal = (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 498,1824
JKtotal = 0,1044
» Menghitung JK Baris dengan rumus JKbaris = (Y.k.2 / t) - FK
JKbaris = [(22,782 + 22,312 + 22,172 + 22,022) / 4] - 498,1824
JKperlakuan = 0,08105
» Menghitung JK Lajur dengan rumus JKlajur = (Y..l2 / t) - FK
JKlajur = [(22,452 + 23,392 + 22,222 + 22,222) / 4] - 498,1824
JKperlakuan = 0,01045
» Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JKperlakuan = (Yi..2 / t) - FK
JKperlakuan = (22,392 + 22,232 + 22,452 + 22,212) - 498,1824
JKperlakuan = 0,01045
» Menghitung JK Galat dengan rumus JKgalat = JKtotal - JKbaris - JKlajur - JKperlakuan
JKgalat = 0,1044 - 0,01045 - 0,08105 - 0,01045
JKgalat = 0,00245
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DBtotal = t2 - 1
DBtotal = (4 x 4) - 1
DBtotal = 15
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Baris = DB Lajur = DB Perlakuan dengan rumus DBbaris = t - 1
DBbaris = 4 - 1
DBbaris = 3
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DBgalat = (t - 1)(t - 2)
DBgalat = (4 - 1)(4 - 2)
DBgalat = 6
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Baris dengan rumus KTbaris = JKbaris / DBbaris
KTbaris = 0,08105 / 3
KTbaris = 0,027017
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Lajur dengan rumus KTlajur = JKlajur / DBlajur
KTlajur = 0,01045 / 3
KTlajur = 0,003483
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KTperlakuan = JKperlakuan / DBperlakuan
KTperlakuan = 0,01045 / 3
KTperlakuan = 0,003483
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KTgalat = JKgalat / DBgalat
KTgalat = 0,00245 / 6
KTgalat = 0,000408
» Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FHperlakuan = KTperlakuan / KTgalat
FHperlakuan = 0,003483 / 0,000408
FHperlakuan = 8,530612
» Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KTgalat)0,5 / Ý...] x 100%
KK = [(0,000408)0,5 / 5,58] x 100%
KK = 0,36%
Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:
Tabel Analisis Sidik Ragam
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Baris 0,08105 3 0,027017
Lajur 0,01045 3 0,003483
Perlakuan 0,01045 3 0,003483 8,530612* 4,76 9,78
Galat 0,00245 6 0,000408
Total 0,1044 15


Uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT)
Uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk Percobaan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Tunggal dilakukan dengan langkah-langkah:
» Menghitung galat baku rerata deviasi (Sd) dengan rumus Sd = [(2.KTgalat) / t]0,5
Sd = [(2 x 0,000408) / 3]0,5
Sd = 0,016499
» Menghitung nilai uji BNT dengan rumus BNT(6, 5%) = Sd x t(6, 5%)
dimana 6 = derajat bebas galat, 5% = taraf signifikansi dan t = nilai t-tabel
BNT(6, 5%) = 0,016499 x 2,447
BNT(6, 5%) = 0,040373
BNT(6, 1%) = 0,016499 x 3,707
BNT(6, 1%) = 0,061162
Selanjutnya data rata-rata hasil pengamatan diuji beda dalam tabel notasi:
Tabel Hasil Uji BNT
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi 5% Notasi 1%
C 5,6125 a a
A 5,5975 0,015ns ab a
B 5,5575 0,055* 0,04ns bc a
D 5,5525 0,06* 0,045* 0,05ns c a
Keterangan: angka-angka dengan notasi sama menunjukkan berbeda tidak nyata
ns = non significant, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%
* = significant, berbeda nyata pada taraf uji 5%
** = high significant, berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%

Uji lanjutan Duncan
Uji lanjutan Duncan untuk percobaan dengan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Tunggal dilakukan dengan langkah-langkah:
» Menghitung galat baku rerata umum (Sy) dengan rumus Sy = (KTgalat / r)0,5
Sy = (0,000408 / 3)0,5
Sy = 0,0116619
» Menghitung nilai LSR dengan rumus LSR(2, 8, 5%) = Sy x p(2, 6, 5%)
dimana 2 = part/tingkatan, 6 = derajat bebas galat, 5% = taraf signifikansi dan p = nilai p-tabel
Tabel Uji Duncan
P(8, 5%) P(8, 1%) LSR5% LSR1%
p2 3,46 5,24 0,04035 0,06111
p3 3,58 5,445 0,04175 0,06345
p4 3,64 5,65 0,04245 0,06589
Tabel Hasil Uji Duncan
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi 5% Notasi 1%
C 5,6125 a a
A 5,5975 0,015ns ab a
B 5,5575 0,055* 0,04ns bc a
D 5,5525 0,06* 0,045* 0,05ns c a
Keterangan: angka-angka dengan notasi sama menunjukkan berbeda tidak nyata
ns = non significant, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%
* = significant, berbeda nyata pada taraf uji 5%
** = high significant, berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%
Rancangan Acak Lengkap untuk Percobaan Tunggal
Misalnya dalam sebuah percobaan diperoleh data derajat keasaman (pH) sebagai berikut:
Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah
P1 5,69 5,69 5,70 17,08
P2 5,67 5,60 5,52 16,79
P3 5,59 5,58 5,50 16,67
P4 5,50 5,52 5,50 16,52
Jumlah 22,45 22,39 22,22 67,06
Maka analisis sidik ragam untuk data tersebut diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
» Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / an
dimana a = jumlah level perlakuan dan n = jumlah ulangan
FK = 67,062 / (4 x 3)
FK = 374,7536
» Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JKtotal = Yik2 - FK
dimana i = data tiap level perlakuan dan k = data tiap ulangan
JKtotal = (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 374.7536
JKtotal = 0,072767
» Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JKperlakuan = Yi.2 - FK
JKperlakuan = (17,082 + 16,792 + 16,672 + 16.522) - 374.7536
JKperlakuan = 0,0563
» Menghitung JK Galat dengan rumus JKgalat = JKtotal - JKperlakuan
JKgalat = 0,072767 - 0,0563
JKgalat = 0,016467
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DBtotal = an - 1
DBtotal = (4 x 3) - 1
DBtotal = 11
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Perlakuan dengan rumus DBperlakuan = a - 1
DBperlakuan = 4 - 1
DBperlakuan = 3
» Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DBgalat = DBtotal - DBperlakuan
DBgalat = 11 - 3
DBgalat = 8
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KTperlakuan = JKperlakuan / DBperlakuan
KTperlakuan = 0,0563 / 3
KTperlakuan = 0,018767
» Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KTgalat = JKgalat / DBgalat
KTgalat = 0,016467 / 8
KTgalat = 0,002058
» Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FHperlakuan = KTperlakuan / KTgalat
FHperlakuan = 0,018767 / 0,002058
FHperlakuan = 9,1174
» Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KTgalat)0,5 / Ý...] x 100%
KK = [(0,002058)0,5 / 5,588] x 100%
KK = 0,81%
Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:
Tabel Analisis Sidik Ragam
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Perlakuan 0,0563 3 0,018767 9,1174** 4,066 7,591
Galat 0,016467 8 0,002058
Total 0,072767 11


Uji Lanjutan BNT
Jika pada analisis sidik ragam fokus pengujian ditujukan untuk mengetahui status hipotesis tentang derajat pengaruh faktor perlakuan (uji pengaruh), maka dalam uji lanjutan ini fokus pengujian adalah untuk mengetahui status hipotesis tentang pengaruh tingkat faktor atau perlakuan-perlakuan (uji beda) terhadap nilai-nilai pengamatan.

Jenis uji lanjutan yang paling sering digunakan adalah Uji Beda Nyata Terkecil (Uji BNT) dan Uji Jarak Nyata Berganda Duncan (Uji Duncan), sehingga untuk selanjutnya penjelasan hanya seputar uji BNT dan uji Duncan. Sedangkan uji lanjutan yang lain, misalnya uji Dunnet, uji BNJ, uji SNK dan lain-lain tidak akan dibahas lebih lanjut.

Uji beda nyata terkecil (BNT) adalah prosedur yang paling sederhana dan paling umum digunakan untuk pembandingan berpasangan. Uji ini memberikan nilai BNT tunggal pada taraf nyata yang ditentukan, yang membuat batasan perbedaan nyata dan tidak nyata antara nilai rata-rata perlakuan.

Uji BNT adalah uji lanjutan yang menggunakan jalur galat baku rerata deviasi, dengan langkah-langkah pengujian:
» Menghitung galat baku rerata deviasi (Sd) dengan rumus Sd = [(2.KTgalat) / r]0,5
Sd = [(2 x 0,002058) / 3]0,5
Sd = 0,037044
» Menghitung nilai uji BNT dengan rumus BNT(8, 5%) = Sd x t(8, 5%)
dimana 8 = derajat bebas galat, 5% = taraf signifikansi dan t = nilai t-tabel
BNT(8, 5%) = 0,037044 x 2,306
BNT(8, 5%) = 0,08542
BNT(8, 1%) = 0,037044 x 3,355
BNT(8, 1%) = 0,12428
Selanjutnya data rata-rata hasil pengamatan diuji beda dalam tabel notasi:
Tabel Hasil Uji BNT
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi 5% Notasi 1%
P1 5,6933 a a
P2 5,5967 0,0967* b ab
P3 5,5567 0,1367** 0,0400ns bc b
P4 5,5067 0,1867** 0,0900* 0,0500ns c b
Keterangan: angka-angka dengan notasi sama menunjukkan berbeda tidak nyata
ns = non significant, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%
* = significant, berbeda nyata pada taraf uji 5%
** = high significant, berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%
Perlu diketahui bahwa data diurutkan berdasarkan nilai rata-rata, disarankan data diurut dari besar ke kecil, meskipun dalam beberapa kasus beberapa literatur menyarankan data diurut dari kecil ke besar.

Cara Pemberian Notasi (contoh penotasian 5%)
• Selisih antara P1 dan P2 adalah 0,0967 yang jika dibandingkan dengan nilai BNT menunjukkan hasil berbeda nyata (*). Karenanya, jika P1 diberi notasi a (awal dari notasi adalah abjad pertama) maka P2 harus diberikan notasi yang berbeda, yaitu b. Karena P1 berbeda terhadap P2, maka tidak perlu dicari selisih P1 dengan nilai berikutnya (P3 & P4). Selisih antara P2 dan P3 adalah 0,0400 yaitu berbeda tidak nyata (ns).
• Karena P2 memiliki notasi b (lihat point diatas) maka P3 juga memiliki notasi b.
Selisih antara P2 dan P4 adalah 0,0900 yaitu berbeda nyata (*). Karena P2 memiliki notasi b (lihat point diatas) maka P4 diberikan notasi c.
• Selisih antara P3 dan P4 adalah 0,0500 yaitu berbeda tidak nyata (ns). Karena P4 memiliki notasi c (lihat point diatas) maka P3 juga diberikan notasi c (notasi akhir dari P3 adalah bc).

Uji Lanjutan Duncan
Uji lanjutan Duncan memiliki prosedur yang lebih rumit, tetapi memiliki derajat ketelitian yang lebih tinggi dibanding uji lanjutan BNT. Selain itu, uji lanjutan Duncan mampu melaksanakan uji lanjutan pada data yang tidak dapat (tidak layak) diuji lanjutan dengan uji lanjutan BNT, yaitu data dengan jumlah level perlakuan 6 (atau lebih) serta data dengan koefisien keragaman (KK) yang tinggi.

Uji ini memberikan nilai Duncan (LSR = least significan range) bertingkat pada taraf nyata yang ditentukan, dimana tingkatan (part) mulai dari p2 sampai dengan pn dimana n adalah jumlah level perlakuan yang dibandingkan. Uji lanjutan Duncan adalah uji lanjutan yang menggunakan jalur galat baku rerata umum, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
» Menghitung galat baku rerata umum (Sy) dengan rumus Sy = (KTgalat / r)0,5
Sy = (0,002058 / 3)0,5
Sy = 0,026194
» Menghitung nilai LSR dengan rumus LSR(2, 8, 5%) = Sy x p(2, 8, 5%)
dimana 2 = part/tingkatan, 8 = derajat bebas galat, 5% = taraf signifikansi dan p = nilai p-tabel
Tabel Uji Duncan
P(8, 5%) P(8, 1%) LSR5% LSR1%
p2 3,26 4,24 0,08539 0,11106
p3 3,39 5,00 0,08880 0,13097
p4 3,47 5,14 0,09089 0,13464
Tabel Hasil Uji Duncan
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi 5% Notasi 1%
P1 5,6933 a a
P2 5,5967 0,0967* b ab
P3 5,5567 0,1367** 0,0400ns bc b
P4 5,5067 0,1867** 0,0900* 0,0500ns c b
Keterangan: angka-angka dengan notasi sama menunjukkan berbeda tidak nyata
ns = non significant, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%
* = significant, berbeda nyata pada taraf uji 5%
** = high significant, berbeda sangat nyata pada taraf uji 1
Sama seperti halnya uji BNT, dalam uji Duncan data diurutkan berdasarkan nilai rata-rata, disarankan data diurut dari besar ke kecil, meskipun dalam beberapa kasus beberapa literatur menyarankan data diurut dari kecil ke besar. Contoh cara pemberian notasi dapat dilihat dalam Uji Lanjutan BNT untuk RAL Tunggal.

Percobaan Petak Terpisah dengan Rancangan Acak Lengkap

Pada percobaan ini, RAL ditujukan pada tata letak dari faktor utamanya, artinya petak faktor utama dirancang secara acak lengkap, kemudian petak utama ini dibagi (di-split) menjadi plot-plot faktor tambahan yang letaknya diacak dalam petak faktor utama. Ulangan percobaan tergantung pada berapa kali masing-masing taraf faktor utama dilakukan. Untuk lebih mudahnya dipakai ulangan yang sama (sifat simetri).

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh suatu percobaan faktorial untuk menyelidiki pengaruh A sebagai faktor yang kurang dipentingkan (main treatment) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu A1, A2 dan A3. Faktor kedua adalah B sebagai faktor yang lebih dipentingkan (sub treatment) berupa varietas yang terdiri dari empat taraf (jenis), yaitu BL, BP, BK dan BU. Percobaan diulang sebanyak tiga kali.

Model matematika dalam percobaan ini adalah:

Yijk = μ + Ai + ξik + Bj +ABij + ξijk

i

=

1, 2, 3, ... a (a = 3)

j

=

1, 2, 3, ... b (b = 4)

k

=

1, 2, 3, ... n (n = 3)

Yijk

=

variabel respon/hasil pengamatan karena pengaruh bersama faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

μ

=

pengaruh rata-rata sebenarnya (rata-rata umum)

Ai

=

pengaruh dari faktor A taraf ke-i pada petak utama

ξik

=

pengaruh galat/error dari petak utama, faktor B taraf ke-i dan ulangan ke-k

Bj

pengaruh dari faktor B taraf ke-j pada sub plot

ABij

=

pengaruh interaksi antar faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j

ξijk

pengaruh galat/error dari faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

Bagan Sidik Ragam untuk Percobaan RAL Faktorial Split Plot

Sumber Keragaman

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F hitung

Petak Utama

Perlakuan utama (A)

a - 1

JK (A)

JK (A)
DB (A)

KT (A)
KT (galat a)

Galat faktor utama (Galat a)

a (n - 1)

JK (galat a)

JK (galat a)
DB (galat a)

Anak Petak

Perlakuan tambahan (B)

b - 1

JK (B)

JK (B)
DB (B)

KT (B)
KT (galat b)

Interaksi (AB)

(a - 1) (b - 1)

JK (AB)

JK (AB)
DB (AB)

KT (AB)
KT (galat b)

Galat faktor tambahan (Galat b)

a (b-1) (n-1)

JK (galat b)

JK (galat b)
DB (galat b)

Total

abn - 1

JK (total)

Bagan Penempatan Faktor Utama

A3

A2

A1

A3

A2

A2

A1

A3

A1

Keterangan: Petak utama A diletakkan secara acak pada tempat percobaan sehingga terdapat 3 x 3 = 9 petak utama A (sifat simetri).

Bagan Penempatan Faktor Tambahan

A3BL

A3BK

A2BK

A2BU

A1BU

A1BP

A3BU

A3BP

A2BL

A2BP

A1BL

A1BK

A3BP

A3BK

A2BK

A2BL

A2BK

A2BP

A3BU

A3BL

A2BP

A2BU

A2BL

A2BU

A1BU

A1BK

A3BL

A3BK

A1BL

A1BK

A1BL

A1BP

A3BP

A3BU

A1BU

A1BP

Keterangan: Setiap petak utama dibagi menjadi sejumlah anak petak (sub plot). Penempatan taraf faktor tambahan (sub treatment) pada setiap anak petak dilakukan secara acak.

Bentuk tabel data pengamatannya adalah sebagai berikut:

Faktor / Level A

Faktor / Level B

Ulangan

Total

I

II

III

A1

BU
BK
BP
BL

Y111
Y121
Y131
Y141

Y112
Y122
Y132
Y142

Y113
Y123
Y133
Y143

Y11.
Y12.
Y13.
Y14.

Σ

Y1.1

Y1.2

Y1.3

Y1..

A2

BU
BK
BP
BL

Y211
Y221
Y231
Y241

Y212
Y222
Y232
Y242

Y213
Y223
Y233
Y243

Y21.
Y22.
Y23.
Y24.

Σ

Y2.1

Y2.2

Y2.3

Y2..

A3

BU
BK
BP
BL

Y311
Y321
Y331
Y341

Y312
Y322
Y332
Y342

Y313
Y323
Y333
Y343

Y31.
Y32.
Y33.
Y34.

Σ

Y3.1

Y3.2

Y3.3

Y3..

Total

Y..1

Y..2

Y..3

Y...

Tabel Dua Arah antara Faktor A dengan Ulangan

Faktor Utama

Ulangan

Total

I

II

III

A

A1
A2
A3

Y1.1
Y2.1
Y3.1

Y1.2
Y2.2
Y3.2

Y1.3
Y2.3
Y3.3

Y1..
Y2..
Y3..

Total

Y..1

Y..2

Y..3

Y...

Tabel Dua Arah antara Faktor A dengan Faktor B

B

Total

BU

BK

BP

BL

A

A1
A2
A3

Y11.
Y21.
Y31.

Y12.
Y22.
Y32.

Y13.
Y23.
Y33.

Y14.
Y24.
Y34.

Y1..
Y2..
Y3..

Total

Y.1.

Y.2.

Y.3.

Y.4.

Y...

Perhitungan statistikanya:

1.

Faktor koreksi (FK)

=

[(ΣYijk)2 / (a b n)] = Y...2 / (a b n)

2.

JK total (T)

=

ΣYijk2 - FK

3.

JK faktor utama (A)

=

[ΣYi..2 / (bn)] - FK

4.

JK galat petak utama (galat a)

=

[ΣYi.k2 / b] - FK - JK (A)

5.

JK faktor tambahan (B)

=

[ΣY.j.2 / an] - FK

6.

JK interaksi (AB)

=

[ΣYij.2 / n] - FK - JK (A) - JK (B)

7.

JK galat petak tambahan (galat b)

=

JK sisa

=

JK (Total) - JK (A) - JK (B) - JK (galat a)

8.

Selanjutnya dapat dihitung nilai KT masing-masing diatas dengan cara membagi setiap nilai JK dengan nilai DB-nya

9.

Nilai F (F-hitung):

F-hitung (A)

=

KT (A) / KT (galat a)

F-hitung (B)

=

KT (B) / KT (galat b)

F-hitung (AB)

=

KT (AB) / KT (galat b)

10.

Setelah perhitungan statistiknya selesai, maka dilanjutkan dengan uji F. Bandingkan F-hitung masing-masing terhadap F-tabel masing-masing: F-tabel = F(α,db perlakuan, db galat a/b)

Dalam uji F perhatikan terlebih dahulu nilai F-hitung interaksi (AB), apakah uji F tersebut berbeda nyata atau tidak, kemudian baru melihat nilai F-hitung faktor tambahan (B) dan terakhir F-hitung faktor utama (A). Jika F-hitung interaksi berbeda nyata, maka perhatian ditujukan terutama kepada pengaruh interaksi antara faktor utama dengan pengaruh tambahan. Apabila F-hitung interaksi berbeda tidak nyata, perhatian diarahkan berturut-turut pada pengaruh faktor tambahan dan terakhir pengaruh faktor utama.
Dalam percobaan petak terpisah, diharapkan setidak-tidaknya bahwa faktor tambahan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, kalau mungkin pengaruh interaksinya menunjukkan perbedaan yang nyata. Tetapi apabila hanya faktor utama yang berbeda nyata, dapat dikatakan percobaan yang dilakukan kurang jeli dalam menentukan level dari faktor tambahan (untuk faktor tambahan yang bersifat kuantitatif).

11.

Uji beda nilai rata-rata dapat menggunakan metode uji BNT, BNJ, Duncan atau lainnya.

Untuk uji beda nilai rata-rata antara perlakuan dengan metode diatas diperlukan salah baku gabungan (Sd) atau salah baku rata-rata (Sx). Masing-masing salah baku tersebut mempunyai rumus tertentu, tergantung pada nilai rata-rata perlakuan yang dibandingkan:

a. Membandingkan pengaruh faktor utama (A):

Sy = √ KT galat a / bn

Sd = √ 2 KT galat a / bn

b. Membandingkan pengaruh faktor tambahan (B):

Sy = √ KT galat b / an

Sd = √ 2 KT galat b / an

b. Membandingkan nilai rata-rata perlakuan tambahan pada level perlakuan utama yang sama:

Sy = √ KT galat b / n

Sd = √ 2 KT galat b / n

d. Membandingkan nilai rata-rata perlakuan utama pada level perlakuan tambahan yang sama atau pada level perlakuan tambahan yang tidak sama:

Sy = √ (b-1).KT galat b + KT galat a / bn

Sd = √ 2.{(b-1).KT galat b + KT galat a} / bn

Selanjutnya cari nilai pembanding (Z). Nilai pembanding Z untuk a, b dan c dengan rumus:

Z = k . Sy atau Z = k . Sd

Nilai Z dapat berupa BNT, BNJ atau Duncan, sehingga nilai k dapat berupa nilai t tabel, q tabel atau Rp. Tetapi untuk mencari nilai pembanding Z untuk yang terakhir (d) menggunakan rumus k terkoreksi (k'):

Z = k' . Sy atau Z = k' . Sd

Rumus k' (k terkoreksi)

=

(b-1) . KT galat b . k b + KT galat a . k a
(b-1) . KT galat b + KT galat b

Nilai k' dapat berupa t terkoreksi (t'), q terkoreksi (q') atau Rp terkoreksi (Rp'). Nilai k a dan k b adalah nilai tabel dengan masing-masing DB galat a dan DB galat b seperti nilai t(α, DB galat), q(α, DB galat) atau Rp(α, P, DB galat).

Kesimpulan:

Apabila terdapat uji F interaksi yang nyata antara faktor utama (A) dengan faktor tambahan (B), maka uji beda rata-rata menggunakan uji c dan d, sehingga uji a dan b tidak perlu dilakukan meskipun faktor utama (A) dan faktor tambahan (B) terdapat perbedaan yang nyata.
Apabila uji F interaksi berbeda tidak nyata, perhatikan lebih dahulu uju F faktor tambahan (B), kemudian terakhir uji F faktor utama (A).

Rabu, 25 Februari 2009

himagri

abu, 2009 Januari 21
PROFIL FKK HIMAGRI

LATAR BELAKANG

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya ilmu pengetahuan merupakan sumber kebenaran yang dapat membawa manusia kearah kesempurnaan dan kebahagiaan. Mahasiswa adalah insan akademis, anak bangsa dan bagian dari masyarakat ilmiah yang bertanggungjawab terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta integritas dan kemajuan bangsanya dimasa yang akan datang. Hal ini menuntut mahasiswa untuk terus bergerak, berkreasi dan berinovasi. Selain itu, juga dituntut untuk peka terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsanya khususnya disiplin ilmu yang ditekuni sebagai manifestasi calon intelektual muda yang profetik. Tanggungjawab tersebut tidak dibebankan pada seseorang, sekelompok atau golongan tapi melainkan adalah tanggungjawab bersama dengan mengesampingkan primordialitas dan mengedepankan altruisme, egelitarian, dan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Olehnya, persatuan dan kerjasama adalah titik temu dari semua itu. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut diatas, maka kami mahasiswa agronomi Indonesia sepakat untuk membentuk Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI).

NAMA ORGANISASI
Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia, disingkat FKK HIMAGRI.

WAKTU, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Organisasi ini didirikan pada tanggal 25 November 1984 di Kampus Baranangsiang Bogor untuk waktu yang tidak ditentukan.
Forum ini berkedudukan di Biro Pusat FKK HIMAGRI yaitu Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRO) Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

LANDASAN DAN ASAS
FKK HIMAGRI berlandaskan nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi
Forum ini berasaskan nilai-nilai luhur Pancasila

TUJUAN
Terbinanya profesionalisme dalam bidang-bidang keilmuan dan keorganisasian.
Terwujudnya komunikasi dan kerjasama antara Himpunan Mahasiswa Agronomi/Budidaya Pertanian dan lembaga lain dalam rangka mengembangkan pengadian ilmu bagi kepentingan diri, lembaga dan mayarakat bangsa Indonesia.


BENTUK, SIFAT, DAN STATUS
Organisasi ini berbentuk Forum komunikasi dan kerjasama.
Organisasi bersifat semi independen.
FKK HIMAGRI adalah satu-satunya wadah aspirasi dan kreasi mahasiswa agronomi/budidaya pertanian atau sejenis tingkat nasional yang ditetapkan berdasarkan SK DIKTI NO.25/DIKTI/KEP/1990.
USAHA
Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kerjasama mahasiswa agronomi/budidaya pertanian dan lembaga kemahasiswaan lainnya yang sejenis.
Menggerakkan dan mengembangkan penalaran mahasiswa agronomi/budidaya pertanian dan lembaga kemahasiswaan lainnya yang sejenis dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berasaskan Pancasila.
Mengadakan tukar-menukar informasi tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi antara mahasiswa agronomi dan lembaga pada umumnya.


VISI

”FKK HIMAGRI sebagai wahana pendidikan dan media juang mahasiswa agronomi; upaya mendorong kemandirian lokal petani dan pembangunan pertanian berkelanjutan menuju agenda penguatan kebangsaan”

MISI
Kaderisasi baku, sistematis dan terkelola baik melalui perencanaan pengkaderan yang matang dan kontestasi kurikulum yang berorientasi sosial.
Pembangunan jaringan kemitraan (networking) dengan stakeholder terkait yang relevan, efektif dan efisien untuk optimalisasi sumberdaya organisasi guna pencapaian tujuan.
Menstimulasi keterlibatan dan partisipasi petani dalam setiap tahapan pembangunan pertanian melalui kegiatan investasi sumberdaya manusia (human investment).
Mendorong model pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis lokal dengan upaya proteksi sumberdaya alam dan eliminasi hambatan terhadap optimalisasi keunggulan lokal sebagai upaya transformasi pertanian subsisten ke pertanian komersil yang menjaga daya dukung alam (natural capability) dan daya dukung sosial (social capability).
Mendorong demokratisasi dengan menjalankan fungsi kontrol (ceck and balance) dan oposan konstruktif (sparing partner kritis) terhadap semua element yang terkait khususnya pemerintah dalam konteks pembangunan pertanian.

STRATEGI DASAR
Menjalankan kaderisasi secara sistematis dan berkesinambungan.
Mendorong kegiatan berbasis penelitian khususnya konservasi plasma nutfah tanaman potensial pertanian berbasis komoditi lokal wilayah masing-masing anggota baik tanaman pangan, hortikultura, obat-obatan, perkebunan dan sebagainya.
Mendorong kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui perintisan, pembentukan, dan pelembagaan desa-desa dampingan serta berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya sebagai upaya sosialisasi lembaga dan almamater di masyarakat luas.
Senantiasa menjadi oposan konstruktif (sparing partner kritis) bagi pemerintah dan melakukan advokasi terhadap masyarakat tani yang termarjinalkan.
Pengurus Biro Pusat melakukan koordinasi dan konsolidasi yang intens terhadap seluruh masalah-masalah nasional dan merumuskan langkah selanjutnya.
Pengurus Wilayah melakukan koordinasi dan konsolidasi yang intens terhadap masalah-masalah wilayah.
Membangun kemitraan (networking) dengan elemen terkait dalam rangka membuka akses seluas-luasnya terhadap sumberdaya alternatif bagi organisasi.

MANAJEMEN ORGANISASI
Keuangan
Sistem akuntansi
Transparan dan memiliki mekanisme pelaporan
Administrasi
Sistem pengarsipan
Sistem persuratan yang baku
Sumberdaya Manusia
Sistem pembagian kerja yang jelas dengan tanggungjawab dan akuntabilitasnya.
Perencanaan SDM yang sesuai dengan strategi dan struktur organisasi.
Kebijakan organisasi mengarahkan pada perilaku komitmen bagi seluruh anggota.
Mempunyai sistem hubungan kerja yang partisipasif.
Program
Sistem monitoring dan evaluasi
Sistem reporting
Sistem dokumentasi
Terencana terukur dan sustainable
Governance
Leadership yang akuntabel
Sistem regulasi kepemimpinan dan kepengurusan
Pola hubungan stakeholder yang efektif dan komunikatif
Struktur menggambarkan wewenang dan tanggungjawab agen organisasi
Informasi
Sistem pengumpulan, analisa, dan pelaporan informasi
Membangun Jaringan Kerja (networking) untuk menguatkan basis informasi
Memanfaatkan teknologi sebagai instrumen pengelolaan informasi dan data base.

STRUKTUR ORGANISASI
Biro Pusat
Kedudukan Biro Pusat FKK HIMAGRI Periode 2006-2008 berkedudukan di Himpunan Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
Koordinator Tingkat Wilayah
Kedudukan Koordinator Tingkat Wilayah I Periode 2007-2009 berkedudukan di Himpunan Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Kedudukan Koordinator Tingkat Wilayah II Periode 2007-2009 berkedudukan di Himpunan Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kedudukan Koordinator Tingkat Wilayah III Periode 2007-2009 berkedudukan di Himpunan Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Uleo, Kendari.
Anggota
Seluruh Himpunan Mahasiswa Agronomi/Budidaya Pertanian atau Organisasi Mahasiswa Sejenisnya di Indonesia.


AGENDA KERJA
Program Kerja Nasional
Seminar Nasional, Festival Tanaman Hortikultura (FTH) dan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) diselenggarakan oleh HIMAGRO Faperta Universitas Alkhaeraat, Palu pada tanggal 9 hingga 12 Juli 2007.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional (LOKTIMANAS) diselenggarakan oleh HIMPROAGRO Faperta Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada bulan November 2007.
Pelatihan Keprofesian dan Kewirausahaan Nasional diselenggarakan oleh HIMADATA Faperta Universitas Sebelas Maret, Solo pada bulan November 2007.
Bhakti Profesi Mahasiswa Agronomi Indonesia dan Pelatihan Advokasi Masyarakat Tani Indonesia serta Pertemuan Mitra Tani Mahasiswa Nasional diselenggarakan oleh HIMAGRO Faperta Universitas Mulawarman, Samarinda pada bulan Februari atau Maret 2008.
Training Organisasi Profesi Mahasiswa Agronomi Nasional (TOPMANAS) diselenggarakan oleh HIMAGRO Faperta Universitas Udayana, Bali pada bulan Juni 2008.
Program Kerja Jangka Panjang
Training Organisasi Profesi Mahasiswa Agronomi (TOPMA) oleh anggota tiap tahunnya.
Konservasi Plasma Nutfah Tanaman Potensial Indonesia melalui pemberdayaan dan pendayagunaan kebun koleksi tanaman disetiap institusi anggota.
Perintisan, pembentukan, dan pelembagaan desa-desa binaan untuk setiap institusi anggota.

Label: profil fkk himagri

Diposkan oleh FKK HIMAGRI di 18:17 0 komentar

SEJARAH DAN DINAMIKA FKK-HIMAGRI


Pertemuan Nasional I (Masa Bakti 1984-1986)

Pada tanggal 22-25 November 1984 di Kampus Baranangsiang Institut Pertanian Bogor, dilangsungkan sebuah Pertemuan Nasional (Pertama) Mahasiswa Agronomi Indonesia yang bertujuan untuk membahas masalah tentang komunikasi dan kerjasama dalam mencari wadah Mahasiswa Agronomi tingkat Nasional. Beberapa keputusan yang dihasilkan dalam Pertemuan Nasional Mahasiswa Agronomi Indonesia, 22-25 November 1984 adalah disepakati pembentukan Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI), tepatnya pada tanggal 25 November 1984, pembentukan Badan Pelaksana, yaitu a) Biro Pusat Informasi dan Kerjasama (BPIK) yang dijabat oleh Himpunan Mahasiswa Agronomi Institut Pertanian Bogor, b) Koordinator Bidang Informasi (KBI) dipercayakan kepada Ikatan Mahasiswa Agronomi Universitas Gadjah Mada, dan c) Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat (KBPM) dipercayakan kepada Himpunan Mahasiswa Agronomi Universitas Tidar Magelang. Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana disepakati selama 2 (dua) tahun dan setelah itu akan diadakan kembali Pertemuan Nasional Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia.



Pertemuan Nasional II (Masa Bakti 1986-1988)

Kepengurusan FKK HIMAGRI periode 1986-1988 dimulai dengan penyelenggarakan Pertemuan Nasional II FKK HIMAGRI di Kampus Air Tawar Universitas Andalas Padang pada tanggal 10-12 Februari 1986. Dalam Pertemuan Nasional II FKK HIMAGRI ini disepakati a) Penetapan Aturan Umum dan Aturan Khusus (AU&AK) dan b) Penetapan Badan Pelaksana yaitu Koordinator Bidang Informasi oleh Himagron IPB, Koordinator Tingkat Wilayah (KTW) yang berfungsi untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama serta mengatasi hambatan geografis, Menetapkan Program Kerja FKK HIMAGRI Periode 1986-1988, dan Terbitnya Buletin FKK HIMAGRI oleh Himagron IPB.



Pertemuan Nasional III (Masa Bakti 1988-1990)

Untuk persiapan Pertemuan Nasional III FKK HIMAGRI maka diadakan Pra Pertemuan Nasional pada tanggal 12-13 Desember 1987 di Cipayung Bogor. Setelah dilaksanakannya Pra PERNAS, maka diadakan Pertemuan Nasional III FKK HIMAGRI yang dilaksanakan pada tanggal 9-17 September 1988 di Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Pada periode sebelumnya tampuk pimpinan FKK HIMAGRI dijabat oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Agronomi pada institusi yang dimandatkan menjadi Koordinator Bidang Informasi, yaitu pada Pertemuan Nasional I tahun 1984 di IPB Bogor dan PERNAS II tahun 1986 di Padang. Pada Pertemuan Nasional III FKK HIMAGRI ini terpilih menjadi Biro Pusat FKK HIMAGRI adalah Himpunan Mahasiswa Agronomi Institut Pertanian Bogor dengan masa bakti 1988-1990. Biro Pusat FKK HIMAGRI telah berhasil mengambil beberapa kebijakan seperti: Pengadaan Desa Mitra Kerja dan Penerbitan Buletin FKK HIMAGRI. Perjalanan ketiga periode kepengurusan FKK HIMAGRI ternyata sudah cukup kuat bagi FKK HIMAGRI untuk mendapatkan pengakuan dari Lembaga Pendidikan Pemerintah sebagai salah satunya wadah bagi mahasiswa Agronomi di Indonesia dengan keluarnya pengukuhan Surat Keputusan DIKTI NO:025/DIKTI/KEP/1990 tentang Pengukuhan Forum Komunikasi Dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI) Sebagai Satu-Satunya Wadah Tingkat Nasional Bagi Mahasiswa Agronomi. Surat Keputusan ini terbit pada tanggal 14 April 1990. Memasuki penghujung akhir kepengurusannya Biro Pusat FKK HIMAGRI mengadakan suatu Musyawarah Kerja di Kampus Baranangsiang IPB pada tanggal 8-10 Februari 1990.



Pertemuan Nasional IV (Masa Bakti 1990-1992)

Kemudian pada tanggal 10-14 Oktober 1990 diadakan Pertemuan Nasional IV FKK HIMAGRI yang dilaksanakan oleh Universitas Hasanuddin Ujung Pandang, dalam Pertemuan Nasional IV tersebut telah disepakati tentang Lambang, Bendera, dan Mars FKK HIMAGRI. Himpunan Mahasiswa Agronomi Institut Pertanian Bogor untuk yang ke-empat kalinya dipercayakan sebagai Biro Pusat FKK HIMAGRI untuk masa bakti 1990-1992. Adapun kebijakan-kebijakan yang diambil antara lain: penerbitan Buletin, Seminar, Festival Tanaman, dan Desa Mitra Kerja. Pada tanggal 18 -23 Februari 1992 di IPB diadakan Musyawarah Kerja sebagai upaya untuk persiapan Pertemuan Nasional V FKK HIMAGRI.



Pertemuan Nasional V (Masa Bakti 1992-1994)

Pesta Akbar kelima Pertemuan Nasional V FKK HIMAGRI dilaksanakan pada tanggal 12-17 Oktober 1992 di Universitas Wijaya Kusuma, Surakarta. Untuk pertama kalinya posisi Biro Pusat FKK HIMAGRI keluar dari Pulau Jawa, dimana untuk posisi Biro Pusat FKK HIMAGRI masa bakti 1992-1994 dipercayakan kepada Universitas Hasanuddin Ujung Pandang. Pada masa kepengurusan ini telah berhasil diterbitkan Buku Sejarah FKK HIMAGRI dan dilaksanakannya TOPMA (Training Organisasi Profesi Mahasiswa Agronomi). Menjelang akhir kepengurusan, maka pada tanggal 1-6 Februari 1994 dilaksanakan Musyawarah Kerja Nasional di Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.



Pertemuan Nasional VI (Masa Bakti 1994-1996)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta kembali menggelar Pertemuan Nasional VI FKK HIMAGRI sebagai upaya kelanjutan roda organisasi yang dilaksanakan pada tanggal 16-23 Oktober 1994. Dalam Pertemuan Nasional VI ini, jabatan Biro Pusat FKK HIMAGRI kembali pindah ke Jawa dengan dipilihnya Ikatan Mahasiswa Agronomi Universitas Gadjah Mada sebagai Biro Pusat FKK HIMAGRI periode 1994-1996. Beberapa kegiatan yang berhasil dilaksanakan antara lain adalah kunjungan kelembagaan ke beberapa Departemen/ Lembaga/ Organisasi profesi lainnya dengan melibatkan sejumlah Koordinator Tingkat Wilayah, menyusun Draf Panduan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), dilaksanakannya Pra Pertemuan Nasional dan Kaderisasi FKK HIMAGRI tanggal 26-30 Maret 1996 di UGM, Pameran Produksi Pertanian Nasional dan Inventarisasi Plasma Nutfah di IPB Bogor tanggal 31 Maret hingga 3 April 1996 dan Kemah Bakti Nasional Mahasiswa Agronomi Indonesia pada tanggal 4-6 Maret 1996 di Universitas Djuanda, serta penerbitan Warta HIMAGRI.



Pertemuan Nasional VII (Masa Bakti 1996-1998)

Untuk kedua kalinya Pulau Sumatera menjadi arena Pertemuan Nasional VII FKK HIMAGRI dengan dipercayakannya tuan rumah pada Universitas Islam Sumatera Utara (UISU Medan) sebagai pelaksana PERNAS VII FKK HIMAGRI yang diselenggarakan pada tanggal 14-17 Oktober 1996. Pada Pertemuan Nasional VII FKK HIMAGRI ini posisi Biro pusat FKK HIMAGRI dipercayakan kepada Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) untuk masa bakti 1996 – 1998. Pada masa kepengurusan tersebut, Biro Pusat mengambil beberapa kebijakan yang tertuang dalam 3 (tiga) kebijakan umum organisasi yang dibagi dalam dua semester yaitu Semester I) Pembenahan dan Konsolidasi Organisasi dan II) Pengembangan dan Pemantapan Program Kerja. Ketiga kebijakan umum tersebut adalah meliputi: Pembenahan Organisasi, Pemberdayaan Koordinator Tingkat Wilayah serta Reorientasi Kegiatan. Ketiga kegiatan tersebut sebagian besar dapat diaktualisasikan pada program kerja FKK HIMAGRI diantaranya : Konsolidasi dan Koordinasi dengan KTW-KTW, Kuliah Umum Agronomi, Seminar Nasional, TOPMA, Agro Fair, Pengabdian kepada Masyarakat, Pemanfaatan Lahan Tidur, Pembuatan Kebun Holtikultura dan pemberdayaan Koordinator Tingkat Wilayah FKK HIMAGRI dengan memberikan wewenang penuh terhadap KTW untuk mengembangkan wilayahnya masing-masing.



Pertemuan Nasional VIII (Masa Bakti 1999-2001)

Pada bulan Februari 1999, bertempat di Universitas Haluoleo Kendari dilangsungkan Pernas VIII. Pernas ini menghasilkan beberapa keputusan, antaranya pendeklarasian Biro Alumni dengan rekomendasi pembentukan kepengurusannya serta pengesahannya pada KBNMAI (Kemah Bakti Nasional Mahasiswa Agronomi Indonesia) di Sumatera Barat, juga penunjukan Universitas Hasanuddin sebagai pelaksana TOPMA tingkat Nasional tahun 2000, disamping terpilihnya tuan rumah Unhalu sebagai Biro Pusat periode 1999-2001, dengan sekjennya Sarus. Ditetapkan pula Universitas Sriwijaya Pelembang sebagai penyelenggara Pernas IX tahun 2000.



Pertemuan Nasional IX (Masa Bakti 2001-2003)

Pada Pernas IX tahun 2001 yang diadakan di Universitas Sriwijaya Palembang dihasilkan beberapa keputusan baru dengan dibentuknya Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) yang pada saat itu Saudara Idrus Aziz dari Himagro Universitas Tadulako terpilih sebagai Ketua umum yang pertama. Selain itu juga diputuskan Program pendampingan masyarakat tani untuk tiap institusi yang bernama Desa Mitra Kerja (DMK). Dan diputuskan sebagai Sekretaris Jenderal FKKHIMAGRI periode 2001-2003 adalah saudara Yaser Amrullah Mubarak dari IPB Bogor.



Pertemuan Nasional X (Masa Bakti 2003-2005)

Pada bulan maret 2003 kembali diadakan Pertemuan Nasional X (Pernas X) di Malino, Makassar, Sulawesi Selatan oleh Universitas Muslim Indonesia Makassar (UMI Makassar) sebagai pengemban amanah Pernas IX di Palembang. Dalam Pernas X ini dihasilkan beberapa keputusan diantaranya dihapuskannya Biro Alumni yang pasif selama beberapa tahun terakhir. Selain itu atas desakan dan keluhan persoalan waktu dari tiap institusi akan pelaksanaan TOPMA NASIONAL yang hanya sekali dalam satu periode, maka diputuskan untuk periode 2003-2005, TOPMANAS dilaksanakan sebanyak dua kali dan daerah yang ditunjuk untuk mengadakan TOPMANAS adalah Universitas Lampung di Lampung dan Universitas Tanjung Pura di Banjarmasin. Selain itu juga dengan melihat letak daerah yang satu dengan yang lain dan juga keaktifan tiap institusi dalam kegiatan FKK-HIMAGRI diputuskan adanya perampingan wilayah dari 9 (sembilan) menjadi 7 (tujuh) wilayah. Dalam Pernas X yang dilaksanakan dimakassar ini dikukuhkan juga sebuah institusi baru yang berada di Pulau Buru Ambon yakni UMI BURU menjadi anggota baru dalam FKK-HIMAGRI. Dan dari pemilihan Sekjen yang diadakan terpilih Saudara Massuana dari UMI makassar untuk Periode 2003-2005, DPO oleh saudara Kepri dari HIMAGRO Univ. Bengkulu dan diputuskan Universitas Mulawarman Samarinda sebagai penyelenggara Pernas XI pada tahun 2005.



Pertemuan Nasional XI (Masa Bakti 2005-2007)

Pertemuan Nasional XI dilaksanakan di Kalimantan pada tanggal 2-9 Mei 2005 dengan Himagro Faperta Universitas Mulawarman sebagai tuan rumah, amanah dari PERNAS ke X di Malino, Makassar. Pembukaan Pernas XI pada tanggal 2 Mei 2005 dilaksanakan di Himagro Universitas Kutai Kertanegara Tenggarong. Pada Pernas ini Himagro Universitas Lambung Mangkurat dipercayakan sebagai Biro Pusat FKK HIMAGRI Masa Bakti 2005-2007, dengan Sekretaris Jenderal atas nama Ahmad Mujahidin dan DPO atas nama Syaiful Imam dari HIMAGRO Univ. Tadulako Palu. Dalam Pernas XI ini terjadi peristiwa yang tak pernah ada sepanjang perjalanan FKK-HIMAGRI, yang mana Biro Pusat (Sekjen) secara bersamaan dengan Koordinator DPO tidak hadir dalam Pernas untuk memberikan Laporan Pertanggungjawabannya dan dari 100 lebih institusi yang merupakan anggota tetap, hanya 8 institusi yang menghadiri kegiatan terbesar itu. Bias yang terjadi adalah seluruh keputusan lebih berorientasi pada pembahasan sanksi dan perubahan ADR/RT serta Perampingan Wilayah dari 7 (tujuh) menjadi 3 (tiga) wilayah. Pertemuan Nasional berikutnya (XII) ditetapkan di Makassar dengan Himagro Unhas sebagai penyelenggara Pernas XII. Lebih kurang 1 tahun kepengurusan Biro Pusat FKK HIMAGRI Masa Bakti 2005-2007, Sekjen meminta kepada DPO untuk diadakan Pernaslub atau mengundurkan diri. Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) akhirnya mengadakan Musyawarah Luar Biasa di Makassar dengan Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah, bertepatan dengan pelaksanaan Training Organisasi Profesi Mahasiswa Agronomi Nasional (TOPMANAS) FKK HIMAGRI. Penetapan Himagro Universitas Hasanuddin sebagai pelaksana PERNASLUB dengan pertimbangan bahwa kedudukan PERNAS dan PERNASLUB adalah sama. Akhirnya disepakati pemilihan Pejabat Sementara Sekjen (PJS) atas nama Ali Sastrawansah dari Himagro Universitas Hasanuddin untuk mengawal FKK HIMAGRI hingga diadakannya Pertemuan Nasional Luar Biasa.



Pertemuan Nasional Luar Biasa (Masa Bakti 2006-2008)

Setelah beberapa bulan Biro Pusat FKK HIMAGRI dipimpin oleh PJS, akhirnya dilaksanakanlah Pernaslub pada tanggal 9-11 September 2006 di Makassar oleh Himagro Unhas atas amanah dari Musyawarah Luar Biasa. Tuan rumah pelaksana Pernaslub, Himagro Universitas Hasanuddin untuk kedua kalinya dipercayakan sebagai Biro Pusat FKK HIMAGRI Masa Bakti 2006-2008 dengan Sekretaris Jenderal atas nama saudara Andi Amirullah. Dewan Pertimbangan Organisasi atas nama Moeh. Amien dari Himagro Universitas Tadulako sebagai koordinator, Ladzim Sofi dari Himadata Universitas 11 Maret, dan Suroyo dari Himagro Universitas Tirtayasa Banten. Di awal kepengurusan BP, pembagian 3 wilayah (keputusan pernas XI) masih dalam bentuk konseptual dan belum pernah terimplementasikan hingga terpilih KTW masing-masing. Akhirnya Biro Pusat mengambil alih pelaksanaan Pertemuan Wilayah (I, II dan III) hingga terpilihnya Koordinator-koordinator Tingkat Wilayah (KTW). Perwil I dilaksanakan oleh Himagro Universitas Padjajaran, terpilih KTW I dari Himagro Universitas Lampung atas nama Hudalkhakim. Perwil II dilaksanakan oleh Himagro Universitas Palangkaraya, terpilih KTW II dari Himagro Univeritas Gadjah Mada atas nama Dimas Ade Rahmawan. Pertemuan Wilayah III oleh Himadata Universitas Brawijaya, terpilih KTW II dari Himagro Universitas Halu Uleo atas nama Muh. Isn